“ Kami baru tahu ketika sudah kandungan masuk bulan ke 4 ”

Assalamu’alaikum Kali ini saya ingin berbaagi dengan sebuah yang sangat inpiratif yanag saya kutip dari cerita salah satu sahabat saya. Ini adalah kisah nyata yang semoga kita bisa memngambil hikmah di dalamnya.

Selamat membaca,

Anencephaly adalah cacat pada jaringan saraf primitif, yang terjadi selama awal kehamilan, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang nantinya akan membentuk otak dan tulang yang melindungi massa tulang. Sayangnya, diperkirakan bahwa 75 persen dari janin yang memiliki cacat ini gagal untuk lahir, dan 25 persen sisanya meninggal dalam beberapa jam setelah lahir. Untuk alasan ini, maka hal ini dianggap sebagai malformasi paling parah kedua, berhubungan dengan kelainan tabung saraf. Begitulah kira-kira yang dimaksud dengan Anenchephaly, ya saya memang sangat kurang paham akan masalah ganguan dalam kehamilan ini. Saya mulai mengetahuinya dari seorang abang dan kakak yang sungguh luar biasa bagi saya.

Malam itu, Rabu 9 september 2015 tersebar sebuah berita duka di grup2 WA yang ada. Setelah saya baca, saya langsung kaget dan langsung mengucapkan “ innalillahi wa innailaihi rooji’un”. Anak kedua dari abang dan kakak kami meninggal dunia, padahal setahu ku baru beberapa jam yang lalu dilahirkan. Besok pagi nya ku beranikan diri untuk bertanya pada abang, bagaimana bisa dia menutupi semua keadaan selama ini.

“ Bang, semoga menjadi syafa’at untuk abg dan kakak kelak disyurga ya” . “Iya, insyaaALLAH”.

Pertanyaan ku berlanjut, dan akhirnya dia menceritakannya padaku.

“ Ketiadaan otak besar dan batok kepala bagian atas, jadi hanya mampu hidup dalam kandungan, tapi gak mampu hidup diluar kandungan, nama ilmiahnya Anencephaly, kegagalan pembentukan dalam kandungan dipekan pertama kehamilan”

“ oh,, itu sudah terdeteksi didalam kandungan ya bg ?“

“ kami baru tahu ketika sudah kandungan masuk bulan ke 4,  jadi kami selama ini sudah tahu, termasuk bakalan terjadi meninggalnya bayi kami”

“ abg dan ka2k bisa sekuat itu gimana ceritanya ?

“ konsultasi secara syariah, medis, serta baca2 artikel ilmiah, serta keputusan syuro kami dan kedua orang ibu kami”

begitulah kira2 cerita ku bersama abang,, beliau menutupi dari kami akan keadaan istrinya selama ini, tanpa ada kegundahan, atau apapun yang membuat kami curiga. Padahal selama beberpa bulan ini dialah yang selalu membantu kami, menyemangati kami, abang dan kakak selalu menginspirasi kami, tapi kami tidak tahu keadaan mereka, dan ini yang membuatku semakin merasakan bergetarnya,, seorang ibu yang super luar biasa. Kakak, beliau sebagai ibu pasti yang merasakan sakitnya dan ibanya luar biasa, buah hatinya, cintanya, ternyata mengalami kelainan dalam kandungannya. Aku tahu perjuangan kakak selama ini, beliau prose menyelesaikan S2 nya di IPB, saat turun lapangan yang harus menyebrangi lumpur yang luar biasa tingginya, dalam keadaan hamil dan selalu menjaga anak dalam kandungannya dengan sangat hati-hati. Setelah itu harus pulang balik Pontianak-Bogor. Saat di Bogor dalam keadaan puasa beliau keliling menggunakan motor untuk menyelesaikan penelitiannya. Ka2k biasanya merasakan sesak yg lumayan, dalam keadaan hamil besar beliau harus melakukan berbagai aktifitas, menjaga anaknya yang pertama dan berbagai aktifitas lainnya. Seperti waktu itu, beliau membantu kami mempacking lebih dari 5000 buah paket susu dan telur saat agenda FSLDK Peduli Gizi. Membantu kami saat FSLDKN 17, mengajak kami refreshing ke pantai, dan kami duduk berdua bercengkrama yang membuatku semakin kagum dengan berbagai ceritanya . Mungkin aku tak bisa melakukannya, ya, mungkin belum bisa sepertinya apalagi seperti ibu ku..

“ kak, apa kata dokter saat itu ?”

“ secara ilmu kedokteran, ya ka2k ini akan melakukan kandungan yang sia2, sebaiknya di gugurkan saja, karena bayinyapun tak akan hidup lama kalo lahir, sudah gitu akan membuat ka2k kerepotan dan kehabisan waktu dan tenaga, dan air ketuban nya pun akan menggangu ka2k terutama pernapasan ka2k, lalu ka2k jawab kedokternya.. ‘ jadi kami hanya berhak menerima yang bagusnya aja dari Allah, lalu saat anak kami ada kekurangan kami disuruh membuangnya? Maaf kami tak akan melakukan itu’ , ya dokternya pun menyerahkan sepenuhnya ke ka2k, kak2k pun sudah mempersiapkan mental ka2k  akan akhir dari kisah ini nanti, saat ini pun harusnya ka2k di oprasi, tapi ka2k tidak mau dan kak maunya melahirkan dirumah karena ka2k yakin ka2k masih kuat dan sanggup untuk melahirkan di rumah. Dan alhamdulillah bisa, tanpa operasi yang dibilang dokter gak akan bisa melahirkan kalo tanpa operasi”

Tanpa kusadari air mata ini mengalir dengan derasnya, begitu besarkah  pengorbanan ibu dan ayah  ku.. kenapa aku tak peka selama ini,, aku bersyukur dapat bersahabat dekat dengan ka2k dan abang, aku bisa belajar akan banyak hal tentang bagaimana menjadi seorang istri, seorang ibu, seorang anak, seorang saudara dan seorang hamba yang taat padaNYA.

“memang benar, mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat”

saat ku temui mereka berdua, tak ada sedikitpun paras kesedihan diwajah mereka, sudah begitu ikhlaskah mereka ?? masyaALLAH, aku benar2 belajar dari mereka… suatu saat aku yakin, akan bisa menjadi seperti mereka, dan seperti kedua orang tuaku yang sangat sabar membesarkanku sampai saat ini..

“Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau imannya lemah dia diuji dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus menerus sehingga ia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Al Bukhari)